Sabtu, 19 Maret 2016

Sewa

Harga-Harga Sewa
Pria:
- Pakaian lengkap:Rp 75.000,00
Wanita:
- Pakaian lengkap:Rp 65.000,00
- Pakaian lengkap+make up:
    Rp 125.000,00
- Make up:Rp 35.000,00

Saya menyewakan:
- Blangkon:-Jogja
                     -Solo
- Surjan:-Lurik
                - Ontrokusuma( bunga-bunga)
- Jarik
- Keris
- Lontong kamus(ikat pinggang)
- Sendal Slop
- Kebaya
- Konde
-Aksesoris
Dan pakaian pengantin







cara memilih kebaya

1. Memilih baju kebaya sesuai dengan warna kulit
Salah satu tips memilih baju kebaya dengan tepat adalah memilih baju kebaya sesuai dengan warna kulit. Pemilihan baju kebaya ini harus diperhatikan dengan benar, jika tidak maka penampilan Anda tidak terlihat bagus. Jika pemilihan baju kebaya sesuai dengan warna kulit, maka kulit Anda akan terlihat lebih cerah dan bersih. Selain itu jika pemilihan warna baju kebaya tepat, maka mata akan terlihat mempesona dan rambut juga akan terlihat berkilau dan indah. Jika Anda sudah salah memilih warna baju kebaya, Anda akan terlihat kusam dan tidak bersih, bentuk pipi yang cukup besar, dan akan membuat gigi seakan-akan tidak berwarna putih. Jika Anda mempunyai kulit berwarna agak gelap, usahakan memilih warna baju kebaya yang terang dan cerah seperti biru, pink, putih, dan sebagainya. Jika warna kulit Anda putih dan cerah, Anda bisa memilih warna yang lebih lembut seperti putih, biru terang, coklat dan sebagainya.

2. Memilih baju kebaya untuk tubuh langsing dan tinggi
Jika Anda mempunyai tubuh yang tinggi dan langsing, Anda bisa memakai baju kebaya dengan model kartini. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan kebaya dengan model kerah shanghai leher kura-kura dan stand collar. Berbagai model tersebut akan mendukung tubuh Anda yang tinggi dan langsing. Anda juga bisa memilih model kebaya dengan lengan yang berbentuk balon. Lengan bentuk balon ini akan menyamarkan tubuh Anda agar tidak terlihat terlalu kurus. Selain itu juga pemilihan baju kebaya yang tidak ketat dan sedikit diberi kelonggaran agar tubuh terlihat agak berisi dan tidak terlihat terlalu kurus.

3 Memilih kebaya untuk tubuh yang pendek dan berisi
Tubuh yang pendek dan berisi juga menjadi masalah yang dihadapi banyak orang sehingga akan kehilangan rasa percaya diri. Tetapi bagi Anda yang mempunyai tubuh yang pendek dan berisi juga tetap bisa tampil cantik dengan busana kebaya yang pemilihannya tepat. Anda bisa memilih model kebaya kutubaru yang mempunyai panjang sepinggul agar terlihat cantik dan sesuai dengan tubuh Anda.

cara merawat kebaya

Para wanita akan terrlihat cantik dan memancarkan aura yang berbeda setelah memakai kebaya yang terbuat dari bahan brokat dan dipenuhi manik dan payet cantik. Meskipun memakai kebaya memang sedikit menyiksa, tetapi hal itu terbayar lunas dengan aura kecantikan khas Indonesia yang kamu pancarkan.
Setelah memakai kebaya untuk acara fomal ataupun informal pasti bingung gimana cara perawatan agar kebaya lebih awet dan tahan lama. Jadi untuk kamu yang mau tahu perawatan agar kebaya lebih awet dan tahan lama dengan biaya yang murah. Hal – hal ini yang harus kamu perhatikan:

  • Mencuci kebaya dengan benar
Untuk pencucian kebaya sebaiknya jangan dilakukan sesering mungkin. Sebaiknya jika kamu sudah memakainya bila tidak terlalu lama sebaiknya di angin angin kan saja dan simpan di lemari. Tetapi jika kamu memakainya kebaya seharian sebaiknya jangan di cuci menggunakan mesin cuci ataupun mengucek dengan tangan, dan meremas remas pakaian kamu. Sebaiknya mencuci kebaya menggunakan deterjen tanpa pemutih atau kamu bisa menggunakan shampoo bayi untuk menjaga kelembutan pada pakaian kebaya. Sebaiknya di rendam kurang lebih 10 menit.



  • Jangan menjemur di bawah terik matahari
Setelah mencuci kebaya sebaiknya jangan menjemurnya di bawah terik matahari karena jika langsung terpapar sinar matahari akan memudarkan warna pada kebaya.


 
  • Menyimpan kebaya
Jika ingin menyimpan kebaya kamu harus memperhatikan jenis kebayanya. Jika kebaya memakai bahan sutra dan cukup ringan, bisa langsung digantungkan di dalam lemari. Tetapi jika kebaya kamu terbuat dari banyak payet dan manik manik jangan kamu gantung karena itu akan merusak bentuk dan memberantakan payetnnya. Jadi jika tebuat dari payet dan manik manik kamu bisa langsung melipatnya dan menyimpannya di dalam lemari.

Makna surjan

  Surjan menurut makalah yang diterbitkan oleh Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta berasal dari istilah siro + jan yang berarti pelita atau yang memberi terang. Pakaian (baju) surjan ini menurut makalah ini berasal dari zaman Mataram Islam awal. Surjan juga disebut pakaian “takwa”. Oleh karena itu di dalam pakaian itu terkandung makna-makna filosofi yang cukup dalam, di antaranya bagian leher baju surjan memiliki kancing 3 pasang (6 biji kancing) yang kesemuanya itu menggambarkan rukun iman. Rukun iman tersebut adalah iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada utusan Allah, iman kepada hari kiamat, iman kepada takdir.
Selain itu surjan juga memiliki dua buah kancing di bagian dada sebelah kiri dan kanan. Hal itu adalah simbol dua kalimat syahadat yang berbunyi, Ashaduallaillahaillalah dan Waashaduanna Muhammada rasulullah.
Ada pula tiga buah kancing di dalam (bagian dada dekat perut) yang letaknya tertutup (tidak kelihatan) dari luar yang menggambarkan tiga macam nafsu manusia yang harus diredam/dikendalikan/ditutup. Nafsu-nafsu tersebut adalah nafsu bahimah (hewani), nafsu lauwamah (nafsu makan dan minum), dan nafsu syaitoniah (nafsu setan).

Jadi jenis pakaian atau baju ini bukan sekadar untuk fashion dan menutupi anggota tubuh supaya tidak kedinginan dan kepanasan serta untuk kepantasan saja, namun di dalamnya memang terkandung makna filosofi yang dalam. Pakaian takwa ini di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta hanya diperkenankan dipakai oleh raja (sultan) dan para pangeran putra raja saja.
 
 Selain itu, ada pula pakaian takwa yang dikhususkan untuk putri yang biasanya dikenakan oleh abdi dalem putri, para penabuh gamelan (wiyaga), dan para sinden serta abdi keparak sesuai dengan perintah dan tatacara yang diperkenankan oleh keraton. Baju takwa untuk putri ini berwarna hitam dan sering disebut sebagai “ageman janggan”.


Filosofi kebaya

Filosofi Kebaya
Bagi seorang wanita Jawa, kebaya bukan hanya sebagai sebatas pakaian. Lebih dari itu kebaya juga menyimpan sebuah filosofi tersendiri. Sebuah filosofi yang mengandung nilai-nilai kehidupan. Keberadaan kebaya di Indonesia bukan hanya sebagai menjadi salah satu jenis pakaian. Kebaya memiliki makna dan fungsi lebih dari itu. Bentuknya yang sederhana bisa dikatakan sebagai wujud kesederhaan dari masyarakat Indonesia. Nilai filosofi dari kebaya adalah kepatuhan, kehalusan, dan tindak tanduk wanita yang harus serba lembut. Kebaya selalu identik dipasangkan dengan jarik atau kain yang membebat tubuh. Kain yang membebat tubuh tersebut secara langsung akan membuat siapapun wanita yang mengenakannya kesulitan untuk bergerak dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa wanita Jawa selalu identik dengan pribadi yang lemah gemulai.

Menggenakan kebaya akan membuat wanita yang mengenakannya berubah menjadi seorang wanita yang anggun dan mempunyai kepribadian. Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh mau tidak mau akan membuat wanita tersebut harus bisa menyesuaikan dan menjaga diri. Setagen  yang berfungsi sebagai ikat pinggang, bentuknya tak ubah seperti kain panjang yang berfungsi sebagai ikat pinggang. Namun justru dari bentuknya yang panjang itulah nilai-nilai filosofi luhur ditanamkan, merupakan symbol agar bersabar/jadilah manusia yang sabar, erat kaitannya dengan peribahasa jawa “dowo ususe” atau panjang ususnya yang berarti sabar.

Sejarah kebaya

Sejarah kebaya

 Berdasarkan beberapa filosofi yang telah kami ambil dari beberapa pendapat tentang sejarah kebaya. Kebaya merupakan jenis busana yang dipakai oleh kalangan wanita Jawa, khususnya di lingkungan budaya Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah. Biasanya disertai kemben dan kain tapih pinjung dengan stagen. Baju kebaya dikenakan oleh kalangan wanita bangsawan maupun kalangan rakyat biasa baik sebagai busana sehari-hari maupun pakaian upacara. Pada busana upacara seperti yang dipakai oleh seorang garwo dalem misalnya, baju kebaya menggunakan peniti renteng dipadukan dengan kain sinjang atau jarik corak batik, bagian kepala rambutnya digelung (sanggul), dan dilengkapi dengan perhiasan yang dipakai seperti subang, cincin, kalung dan gelang serta kipas biasanya tidak ketinggalan. Untuk busana sehari-hari umumnya wanita Jawa cukup memakai kemben yang dipadukan dengan stagen dan kain jarik. Kemben dipakai untuk menutupi payudara, ketiak dan punggung, sebab kain kemben ini cukup lebar dan panjang. Sedangkan stagen dililitkan pada bagian perut untuk mengikat tapihan pinjung agar kuat dan tidak mudah lepas.
Untuk mengenal sejarah kebaya maka kita mulai dari penjelasan mengenai baju kebaya. Baju kebaya sendiri adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia dan Malaysia yang dibuat dari kain kasa yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian tradisional yang lain seperti songket dengan motif warna-warni. Asal kata kebaya berasal dari kata arab abaya yang berarti pakaian.

Jumat, 18 Maret 2016

Filosofi blangkon jogja-solo

Blangkon jogja

blangkon juga memiliki filosofi tersendiri. Konon, blangkon gaya Yogyakarta yang mempunyai mondholan dilatarbelakangi oleh kebiasaan pemuda Yogya yang memelihara rambut panjang dan diikat ke atas atau digelung. Dari gelungan yang dibungkus dan diikat itulah kemudian berkembang menjadi blangkon. Selain itu mondholan mempunyai makna kebulatan tekad seorang pria dalam melaksanakan kewajibannya.
 Filosofi blangkon gaya ini adalah, masyarakat Jawa pandai menyimpan rahasia dan tidak suka membuka aib orang lain atau diri sendiri. Dalam bertutur kata dan bertingkah laku penuh dengan kehati-hatian, sebagai bukti keluhuran budi pekerti orang Jawa. Blangkon gaya Yogyakarta juga menyimpan makna jika orang Jawa senantiasa berpikir untuk berbuat yang terbaik demi sesama, meski harus mengorbankan dirinya sendiri. Adapun wiron atau wiru yang berjumlah 17 lipatan melambangkan jumlah rakaat sholat dalam satu hari.

Blangkon solo

Sementara itu, pada blangkon gaya Surakarta yang mondholannya berbentuk gepeng, memiliki makna bahwa untuk menyatukan satu tujuan dalam pemikiran yang lurus adalah dua kalimat syahadat yang harus melekat erat.
Blangkon juga menjadi simbol pertemuan antara jagad alit (mikrokosmos) dengan jagad gedhe (makrokosmos). Jagad gedhe dan jagad cilik terkait dengan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi yang membutuhkan kekuatan Tuhan. Blangkon menjadi lambang kekuatan manusia dalam melakukan kewajibannya di muka bumi atas kehendak Tuhan.