Senin, 14 Maret 2016

Pakaian adat Jogjakarta

Pakaian adat tradisional masyarakat Yogyakarta terdiri dari seperangkat pakaian yang memiliki unsur unsur yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kelengkapan berbusana tersebut merupakan ciri khusus pemberi identitas bagi pemakainya yang meliputi fungsi dan peranannya. Oleh karena itu, cara berpakaian biasanya sudah dibakukan secara adat, kapan dikenakan, di man dikenakan, dan siapa yang mengenakannya.
Kraton sebagai suatu pusat institusi dan tata pemerintahan, merupakan lembaga resmi yang dipimpin oleh seorang raja dan para kerabatnya yang disebut pegawai istana atau abdidalem. Mereka terdiri dari golongan-golongan sesuai dengan fungsi dan jabatannya, yang secara visual ditandai pula oleh cara dan bentuk pakaian. Lebih-lebih pada saat penyelenggaraan upacara adat pakaian tersebut dikenakan secara lengkap, di samping pakaian sehari-hari yang secara rutin dikenakan.
Fungsi pakaian, awalnya digunakan sebagai alat untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin maupun panas. Kemudian fungsi pakaian menjadi lebih beragam, misalnya untuk menutup aurat, sebagai unsur pelengkap upacara yang menyandang nilai tertentu, maupun sebagai alat pemenuhan kebutuhan akan keindahan.
Pada masyarakat di Yogyakarta, fungsi pakaian cukup beragam, seperti pada masyarakat bangsawan pakaian mempunyai fungsi praktis, estetis, religius, sosial dan simbolik. Seperti kain kebaya fungsi praktisnya adalah untuk menjaga kehangatan dan kesehatan badan; fungsi estetis, yakni menghias tubuh agar kelihatan lebih cantik dan menarik; fungsi sosial yakni belajar menjaga kehormatan diri seorang wanita agar tidak mudah menyerahkan kewanitaannya dengan cara berpakaian serapat dan serapi mungkin, serta memakai stagen sekuat mungkin agar tidak mudah lepas.
Bahan yang dipakai adalah ada yang dari bahan katun, bahan sutera, kain sunduri (brocade), nilon, lurik, atau bahan-bahan estetis. Sedangkan, kebaya panjang lebih banyak menggunakan bahan beludru, brokat, sutera yang berbunga maupun nilon yang bersulam. Teknik pembuatannya ada yang ditenun, dirajut, dibatik, dan dicelup.
Busana untuk pria
Perlengkapannya :
    - Blangkon
    - Surjan, peranakan, beskap
    - Setagen cindhe atau setagen polos berwarna, panjang 2 meter.
    - Kamus  timang   yang   dihiasi   dengan sulaman   benang   gim   atau   
           sulaman kristik.
    - Keris branggah atau gayaman.
      - Kain batik Yogyakarta (latas putih) parang atai motif lainnya seperti  sidoasih, ciptoning, kohinor  dan lain - lain.
     - Selop.
     - Asesoris
Basana untuk wanita
Perlengkapannya :
     - Kebaya kartini dan kebaya kethubaru.
     - Kain batik latar putih motif parang atau lainnya
     - Selop terbuka bagi kebaya  kethubaru  dan  selop   tertutup   bagi   kebaya 
       kartini.
     - Selendang untuk diserasikan dengan kebaya kethubaru
     - Gelung tekuk dan gelung kondhe (kondhe nasional)
     - Asesoris :   bros,  kalung,   tusuk   kondhe,  subang,  sisir  (pethat),  peniti
       renteng, penetep, ceplok jebehan, ceplok jenthit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar