Untuk acara-acara resmi, wanita Jawa menggunakan pakaian adat jawa tengahn yang menggunakan peniti renteng, dipadukan dengan kain batik sebagai
bawahannya. Rambut wanita Jawa yang panjang digelung atau dikonde, dan
dilengkapi dengan tusuk rambut yang sesuai macamnya dengan perhiasan
lain yang dia kenakan, seperti kalung, gelang, cincin, tak lupa juga
kipas sebagai pelengkap aksesoris yang mereka pakai.
Pada pakaian adat Jawa Tengah bagi wanita, baju kebaya dipakai dengan
kain jarik yang diwiru atau dilipat kecil-kecil dan dililitkan ke kiri
dan ke kanan. Jarik lalu ditutup dengan menggunakan stagen atau kain
yang dililit di perut agar jarik tidak mudah lepas. Untuk menutup
stagen, wanita Jawa Tengah memakai selendang berwarna pelangi dari kain
tenun berwarna semarak/cerah. Pakaian mereka biasanya dilengkapi dengan
aksesoris seperti cincin, gelang, kalung, subang (anting) dan tusuk
konde yang berwarna dan bertema senada.
Pakaian adat Jawa tengah untuk pria
Bagi priyayi keraton, baju beskap bermotif bunga merupakan pakaian
adat Jawa Tengah yang harus mereka pakai dalam kesehariannya. Di kepala,
mereka memakai blangkon atau biasa disebut destar, dan bawahan yang
kurang lebih bermodel sama seperti pakaian adat bagi wanita: kain jarik
yang pemakaiannya dilapisi stagen agar tidak mudah terlepas. Mereka juga
menggunakan alas kaki yang disebut cemila dana membawa keris yang
disematkan pada stagen mereka di bagian punggung atau belakang di
stagen. Pakaian pria Jawa yang seperti ini disebut sebagai pakaian Jawi
Jangkep, atau pakaian adat Jawa lengkap dengan kerisnya.Sedangkan di kalangan rakyat selain para priyayi, para lelaki menggunakan celana pendek selutut atau celana kolor yang berwarna hitam dengan baju atasan lengan panjang. Di samping itu mereka juga mengenakan ikat pinggang yang berukuran besar, ikat di kepala, dan kain sarung. Untuk mengetahui lebih banyak keterangan tentang pakaian adat, anda bisa mencari gambar pakaian adat Jawa Tengah dan pakaian adat provinsi Jawa Tengah wikipedia.
Pakaian adat Jawa tengah
Jenis busana dan kelengkapannya yang dipakai oleh kalangan wanita
Jawa, khususnya di lingkungan budaya Yogyakarta dan Surakarta, Jawa
Tengah adalah baju kebaya, kemben dan kain tapih pinjung dengan stagen.
Baju kebaya dikenakan oleh kalangan wanita bangsawan maupun kalangan
rakyat biasa baik sebagai busana sehari-hari maupun pakaian upacara.
Pada busana upacara seperti yang dipakai oleh seorang garwo dalem
misalnya, baju kebaya menggunakan peniti renteng dipadukan dengan kain
sinjang atau jarik corak batik, bagian kepala rambutnya digelung
(sanggul), dan dilengkapi dengan perhiasan yang dipakai seperti subang,
cincin, kalung dan gelang serta kipas biasanya tidak ketinggalan.
Untuk busana sehari-hari umumnya wanita Jawa cukup memakai kemben
yang dipadukan dengan stagen dan kain jarik. Kemben dipakai untuk
menutupi payudara, ketiak dan punggung, sebab kain kemben ini cukup
lebar dan panjang. Sedangkan stagen dililitkan pada bagian perut untuk
mengikat tapihan pinjung agar kuat dan tidak mudah lepas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar